IDXChannel – Industri rokok Tanah Air sedang surut beberapa tahun belakangan. Surutnya industri rokok turut didorong oleh melesatnya beban cukai rokok yang semakin melambung.
Sejak 2015, pemerintah rerata menaikkan cukai rokok 12,5% dengan total kenaikan sejak tahun ini mencapai lebih dari 70%.
Adapun pada Januari lalu, pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 12 persen. Sementara untuk sigaret kretek tangan atau SKT juga mengalami kenaikan maksimal sebesar 4,5 persen.
Meningkatnya cukai rokok, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menyumbang penerimaan negara dari segmen ini sebesar 10 persen dari pendapatan negara di tahun 2022 atau senilai Rp193,53 triliun.
Di tengah kinerja mayoritas emiten rokok yang ambruk sepanjag semester I-2022, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) masih mampu mencatatkan keuangan yang baik pada periode ini.
Sebagaimana dilansir dari laporan keuangannya, pendapatan bersih WIIM mampu tumbuh hingga 38,20 persen pada semester I-2022. Ini menjadi pertumbuhan pendapatan bersih yang lebih ‘tokcer’ dibanding raksasa rokok Tanah Air.
Sebagai perbandingan, pendapatan bersih raksasa rokok seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) hanya tumbuh 1,82 persen.Sementara kompetitornya, PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 12,34 persen.
Adapun pendapatan bersih WIIM di semester I tahun ini mencapai Rp1,63 triliun. Meningkatnya pendapatan bersih WIIM ditopang oleh penjualan dari Sigaret Kretek Mesin yang mencapai Rp1,30 triliun.
Pendapatan dari segmen ini berkontribusi sebesar 79,84 persen terhadap total pendapatan bersih WIIM.
Selain itu, beberapa segmen pendapatan juga mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun segmen pendapatan yang meningkat yakni penjualan cerutu (Rp1,03 miliar) dan penjualan lainnya (Rp117,01 miliar).
Tak hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang melesat, WIIM juga menjadi satu-satunya emiten rokok yang mengalami peningkatan laba bersih yang signifikan di periode ini.
Laba bersih WIIM di semester I-2022 tercatat naik hingga 30,33 persen menjadi Rp82,16 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, laba bersih WIIM hanya sebesar Rp63,04 miliar.
Tumbuhnya laba bersih WIIM terjadi di tengah ambruknya laba bersih emiten-emiten rokok terbesar Tanah Air. Sebut saja GGRM yang labanya anjlok hingga minus 59,37 persen. Sementara HMSP laba bersihnya juga ikut merosot di angka minus 26,27 persen.
Saham WIIM Paling Moncer di antara Raksasa Rokok
Melesatnya kinerja keuangan WIIM menjadi sentimen positif bagi pergerakan sahamnya. Berdasarkan data BEI pada penutupan perdagangan Selasa (9/8), kinerja saham WIIM sepanjang 2022 melesat hingga 25 persen.
Dengan demikian, kinerja saham WIIM secara year to date (YTD) mengungguli kedua raksasa rokok Tanah Air yakni GGRM dan HMSP.
Sebagaimana dilansir dari BEI, performa saham YTD GGRM memerah di angka minus 16,67 persen. Adapun HMSP juga mengalami nasib yang sama, yakni sahamnya ikut anjlok sebesar minus 4,15 persen secara YTD.
Melesatnya harga saham WIIM ditopang oleh kinerja keuangan yang membaik di semester I-2022.
Di tengah emiten rokok yang kinerja keuangannya ambruk, WIIM masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih masing-masing di angka 38,20 persen dan 30,33 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.