Namun demikian, sejumlah analis menilai kesepakatan ini menyoroti masih adanya perbedaan pandangan internal. “Kelompok ini hanya mampu menyetujui mekanisme penilaian kapasitas tahun depan, yang menandakan masih ada tensi yang belum terselesaikan,” kata Leon.
Sejak April lalu, delapan anggota kunci OPEC+ telah meningkatkan produksi guna merebut kembali pangsa pasar, terutama menghadapi tekanan dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Guyana. Namun pada awal November, aliansi sepakat untuk menghentikan kenaikan lebih lanjut karena kekhawatiran potensi kelebihan pasokan.
OPEC+ akan kembali menggelar pertemuan tingkat menteri pada 7 Juni 2026, yang diprediksi menjadi momentum penting untuk menentukan arah produksi minyak global pada paruh kedua tahun tersebut.
(DESI ANGRIANI)