Gagasan ini kemudian diperkuat oleh komentar dari Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari yang mengatakan tidak melihat lebih dari dua, atau bahkan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini.
Ibrahim menjelaskan, fokus pasar saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls yang akan dirilis pada Jumat ini, untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai pasar tenaga kerja, yang juga merupakan pertimbangan utama bagi The Fed dalam menyesuaikan suku bunganya.
"Dari sisi sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) pada akhir Februari 2024 tetap pada posisi yang tinggi. Meski begitu, nilainya turun dari Januari 2024. Penurunan cadangan devisa ini sesuai dengan ekspektasi para analis," terangnya.
Penurunan cadangan devisa ini dipengaruhi oleh potensi menyusutnya neraca perdagangan Indonesia, seiring berlanjutnya pelemahan permintaan global, serta jatuh temponya salah satu obligasi valas, RI0224 pada pertengahan Februari.