Secara rinci, kata Dadang, dana IPO ini 70 persen digunakan untuk PT MNC Kabel Mediacom yang memegang merek MNC Play. Sebanyak 85 persen digunakan untuk mengembang jaringan internet broadband sementara sisanya untuk biaya operasional.
“15 persennya digunakan untuk biaya operasional termasuk tapi tidak terbatas pada bayar salary, utang, dan pembiayaan operasional normal lainnya,” imbuhnya.
Selain MNC Play, 30 persen dana IPO akan dipakai untuk PT MNC OTT Network selaku pemegang merek MNC Now. Sebanyak 65 persen dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan layanan digital broadcasting dan 35 persen untuk kebutuhan operasional.
Dadang mengatakan, penetrasi TV berbayar di Indonesia saat ini masih rendah. Porsi rumah tangga yang berlangganan TV kabel baru 13 persen, jauh di bawah rata-rata negara di Asia yang mencapai 71 persen.
Selain itu, prospek bisnis MVN juga didorong program digitalisasi industri 4.0 pemerintah. Program tersebut diprediksi mendongkrak pelanggan fixed broadband sebanyak 16 persen dengan proyeksi pelanggan mencapai 11,3 juta rumah tangga pada 2023. (*)