Dengan sistem ABT tersebut, Pemprov DKI Jakarta bisa membedakan mana penumpang yang layak mendapatkan tarif subsidi dan mana penumpang yang akan dikenakan tarif normal (tidak disubsidi pemerintah).
Meskipun demikian Syafrin Liputo tidak menampik rencana penggunaan sistem ABT di transportasi umum yang ada di ibukota Jakarta akan berujung pada penyesuaian tarif.
"Nantinya penumpang akan melakukan perjalanan bisa dengan QR Code, kemudian bisa tap di stasiun, halte. QR nya sudah ada di aplikasi, dan sehingga bisa memudahkan masyarakat bermobilitas," tutupnya.
(NIY)