sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Suku Bunga The Fed dan BI Kompak Turun, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Economics editor Desi Angriani
22/09/2025 15:29 WIB
Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) kompak menurunkan suku bunga acuan pada September 2025.
Suku Bunga The Fed dan BI Kompak Turun, Apa Dampaknya bagi Indonesia? (Foto: iNews Media Group)
Suku Bunga The Fed dan BI Kompak Turun, Apa Dampaknya bagi Indonesia? (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) kompak menurunkan suku bunga acuan pada September 2025.

Langkah ini diyakini dapat membawa dampak signifikan bagi perekonomian global maupun domestik.

Seperti yang telah diperkirakan pasar, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4-4,25 persen, merupakan pemangkasan pertama sejak Desember lalu.

Proyeksi terbaru The Fed memberi sinyal masih akan ada pemangkasan tambahan 50 bps hingga akhir 2025, serta 25 bps lagi pada 2026. Namun, inflasi yang tetap tinggi membuat ruang penurunan lebih lanjut menjadi terbatas.

Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dinaikkan menjadi 1,6 persen untuk 2025, dengan tingkat pengangguran stabil di kisaran 4,4-4,5 persen. Hal ini memperkuat narasi soft landing yang coba diwujudkan The Fed.

Sejalan dengan tren global, BI menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Penurunan ketiga secara beruntun hingga membawa suku bunga ke titik terendah sejak Oktober 2022.

BI menyebut keputusan ini didukung oleh inflasi yang terkendali di 2,31 persen pada Agustus serta stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah tersebut juga bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan domestik, setelah ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (yoy) pada kuartal II 2025, laju tercepat dalam dua tahun terakhir.

Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai Rp16,23 triliun yang ditargetkan menciptakan 3,5 juta lapangan kerja. Dengan kombinasi pelonggaran moneter global, domestik, dan dukungan fiskal, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia bertahan di atas 5 persen dinilai cukup terbuka.

Dampak bagi Indonesia

Menurut riset Samuel Sekuritas, kombinasi pelonggaran global dan domestik yang berjalan serentak, ditambah dengan dukungan paket fiskal senilai Rp16,23 triliun yang menargetkan penciptaan 3,5 juta lapangan kerja, akan menjadi bauran kebijakan yang positif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.

"Secara keseluruhan, langkah pelonggaran yang ditempuh The Fed dan Bank Indonesia memberikan sinyal positif bagi stabilitas ekonomi dan pasar keuangan," tulis analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya dikutip Senin (22/9/2025). 

Meski demikian, sejumlah risiko masih perlu diwaspadai. Di mana inflasi AS yang belum sepenuhnya terkendali dapat menghambat laju pemangkasan suku bunga The Fed, sementara potensi berbaliknya arus modal dapat menekan stabilitas keuangan domestik. 

Di sisi lain, tantangan struktural dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi perekonomian nasional.

Selain itu, kondisi sosial-politik yang belakangan bergejolak telah membuat rupiah cenderung tertinggal terhadap dolar AS. Situasi ini berpotensi memaksa BI melakukan intervensi lanjutan di pasar valuta asing, yang pada akhirnya bisa mengurangi cadangan devisa.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement