sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

“Donald Trump Asia” Bangun Kekayaan USD35 Miliar, Ini Gurita Bisnis Hui Ka Yan

Market news editor Fahmi Abidin
18/04/2019 20:00 WIB
Sering sekali menyebut dirinya bak seorang Donald Trump dan pernah menyebut dirinya raja utang, namun Hui Ka Yan sejatinya pengusaha properti terkaya di China
“Donald Trump Asia” Bangun Kekayaan USD35 Miliar, Ini Gurita Bisnis Hui Ka Yan. (Foto: Ist)
“Donald Trump Asia” Bangun Kekayaan USD35 Miliar, Ini Gurita Bisnis Hui Ka Yan. (Foto: Ist)

IDXChannel – Sering sekali menyebut dirinya bak seorang Donald Trump dan pernah menyebut dirinya raja utang, namun Hui Ka Yan sejatinya adalah pengusaha properti terkaya di China yang memiliki klaim yang lebih kuat atas label tersebut.

Salah satu bisnisnya yakni China Evergrande Group tidak hanya merupakan pengembang terbesar di Negeri Tirai Bambu, tetapi juga paling berpengaruh di antara perusahaan-perusahaan terbesar dunia. Hui bahkan tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai sebesar USD35 miliar atau sekitar Rp489 triliun dan menjadi orang terkaya ke-26 versi Bloomberg Billionaires Index.

Namun, beberapa orang yang melebihi peringkatnya tercatat mulai dari Jeff Bezos dari Amazon.com hingga Sheldon Adelson dari Las Vegas Sands telah menumbuhkan kekayaan mereka melalui perusahaan dengan neraca yang jauh lebih konservatif. Dalam banyak hal, Hui lebih melambangkan tren terkini dalam bisnis global daripada rekan-rekannya yang lebih kaya.

Sementara itu, uang perusahaan di seluruh dunia telah membengkak sebesar 26% selama satu dekade terakhir menjadi USD132 triliun karena perusahaan telah mengambil keuntungan dari suku bunga rendah secara historis untuk mendanai pertumbuhan mereka. Seperti Evergrande, banyak juga yang menggunakan uang pinjaman tersebut untuk membeli kembali saham dan meningkatkan dividen.

Sementara itu, Evergrande pekan ini meningkatkan penerbitan obligasi dolar AS dari tahun ke tahun menjadi USD6,7 miliar atau merupakan yang terbesar pada wilayah Asia di luar Jepang. Bahkan ketika analis kredit mencuatkan kekhawatiran tentang beban hutang perusahaan yang sangat besar.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement