Perseroan optimistis bisnis akan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan kegiatan ekonomi yang juga akan mendorong peningkatan kebutuhan logistik. Oleh karena itu, ASSA saat ini fokus pada segmen B2B, yaitu logistik first-mile dan mid-mile.
”Memandang bahwa ruang pertumbuhan sektor transportasi di Indonesia masih terbuka dan luas, perseroan menargetkan pertumbuhan usaha hingga 10 persen, atau paling tidak akan tumbuh searah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia setiap tahunnya,” ujar Prodjo.
Di samping itu, ASSA juga sedang mengembangkan pilar bisnis rantai pasok untuk makanan seperti produk-produk FMCG, bahan pokok, buah-buahan dan sayuran, telur, unggas, serta makanan laut.
Untuk mendukung strategi bisnis tersebut, tahun ini ASSA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,3-Rp1,5 triliun yang utamanya akan digunakan untuk pembaharuan armada. Adapun pada kuartal pertama 2024, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp71 miliar, tumbuh 37 persen.
Selain pembaharuan armada, dana tersebut juga akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan ekspansi lain, salah satunya digunakan untuk memperluas operasional di beberapa kantor cabang ASSA Rent untuk mengakomodir tingginya permintaan sewa kendaraan.
(YNA)