IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan kondisi perbankan sepanjang kuartal III-2023. Dilihat dari berbagai indikator, seperti penyaluran kredit, likuiditas, serta kinerja perbankan.
Hal ini disampaikan dalam laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Kuartal III-2023 yang diterbitkan OJK.
Laporan OJK tersebut menjelaskan, IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2023 memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 2022 sebesar 3,5 persen (yoy) menjadi 3,0 persen (yoy) pada 2023 dan 2,9 persen (yoy) pada 2024.
Di tengah inflasi global yang mulai melandai, suku bunga acuan beberapa negara masih tetap pada level relatif tinggi seiring dengan tingkat inflasi yang masih belum mencapai target (2 persen).
"Meski mulai melandai, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih berpotensi tinggi, utamanya karena kenaikan harga energi dan pangan akibat eskalasi geopolitik di berbagai wilayah yang masih berlanjut, serta adanya fenomena El Nino yang mengganggu proses dan tingkat produksi pangan," tulis laporan tersebut.
Perlambatan ekonomi China perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global ke depan.
Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia di periode tersebut relatif tumbuh kuat, yaitu sebesar 4,94 persen (yoy), meski melambat dari kuartal sebelumnya sebesar 5,17 persen (yoy).
Relatif kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik utamanya didorong oleh permintaan yang solid. Ini tercermin pada kuatnya konsumsi rumah tangga, serta meningkatnya investasi di tengah turunnya pengeluaran pemerintah dan kinerja ekspor, masing-masing karena pergeseran belanja pegawai dan penurunan nilai ekspor maupun impor sejalan dengan perlambatan ekonomi global.