Komitmen Pertamina pada Energi Terbarukan
BUMN migas itu mengembangkan kapasitas energi terbarukan hingga 10 GW pada 2026 dengan nilai investasi USD10 miliar. Ini difokuskan pada energi panas bumi, tenaga surya, bioenergi, hingga infrastruktur kendaraan listrik.
Dalam memaksimalkan potensi energi panas bumi yang baru tergarap 4 persen, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengoperasikan PLTP dengan nilai investasi USD1 miliar. Kapasitas yang sudah terpasang mencapai 672 MW dengan target 1 GW hingga 2026. Pada 2022, kontribusi panas bumi Pertamina membantu mengurangi emisi karbon sebesar 3,2 juta ton CO₂ per tahun.
Kemudian, pemasangan panel surya di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan fasilitas lain juga tak luput dari usaha Pertamina. Pada 2021, Perseroan meresmikan PLTS terbesar di area SPBU Bali yang mampu menghasilkan 1 MWp listrik. Setidaknya terjadi peningkatan kapasitas energi surya hingga 1,6 MW dari proyek-proyek percontohan yang dijalankan Pertamina di 2022. Perusahaan juga menargetkan untuk menginstalasi 500 MWp tenaga surya di berbagai lokasi operasionalnya pada 2025 dengan perkiraan anggaran USD2 juta per lokasi.
Pertamina pun mengembangkan biogas dan biodiesel berbasis bahan baku nabati seperti kelapa sawit dan minyak jelantah dengan menggandeng petani lokal. Program Green Diesel (D100) yang diluncurkan pada 2020 di Kilang Dumai ini mampu memproduksi diesel berbasis minyak kelapa sawit dengan kapasitas 1.000 barel per hari.
Pada 2022, Pertamina meluncurkan B40 (campuran 40 persen biodiesel dengan solar) sebagai bagian dari komitmennya untuk mengurangi impor BBM dan mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Kapasitas produksi Green Diesel ditargetkan mencapai 6.000 barel per hari dengan nilai investasinya sekitar USD500 juta.