"Namun, dibutuhkan investasi besar serta dukungan pemerintah sehingga ekosistem hidrogen di sektor transportasi bisa terbangun dengan maksimal," katanya dalam siaran pers, Kamis (22/8/2024).
Pertamina sendiri telah memetakan 17 lokasi sumber pasokan hidrogen yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Saat ini perseroan tengah mengembangkan proyek percontohan hidrogen hijau di area geothermal Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari dan memulai proyek percontohan hidrogen hijau di Jawa Barat dengan menggunakan energi panas bumi.
Tantangan Bisnis Energi Bersih
Pengembangan energi bersih masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. Pasalnya, target pengurangan emisi ini dinilai belum memadai lantaran masih menggunakan co firing, biomassa serta clean coal technology berupa teknologi penangkapan karbon (CCS) pada pembangkit listrik fosil.
Hal ini dianggap berbahaya berdasarkan analisis dari Yayasan Indonesia CERAH yang menerbitkan risalah Kebijakan Transisi Energi Indonesia 2014-2024. Dalam analisisnya, pencampuran bahan bakar nabati (biomassa), maupun penggunaan clean coal technology seperti CCS pada PLTU, dapat melanggengkan penggunaan batu bara penghasil emisi.
Forest Watch Indonesia (2023) menyebutkan, transisi energi yang mengandalkan bahan bakar nabati seperti biomassa, berpotensi menghilangkan hutan alam seluas 55 ribu hektare (ha) atau deforestasi. Lebih lanjut, penggunaan teknologi CCS dinilai tidak benar-benar menghilangkan emisi, tetapi mencegah pelepasan emisi ke atmosfer melalui penyimpanan bawah tanah.