sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menghapus Jejak Karbon Merajut Masa Depan Hijau 

Economics editor Desi Angriani
24/10/2024 19:45 WIB
Pertamina berhasil berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e pada 2023.
Menghapus Jejak Karbon Merajut Masa Depan Hijau (Foto: MNC Media/ Sindonews)
Menghapus Jejak Karbon Merajut Masa Depan Hijau (Foto: MNC Media/ Sindonews)

Namun kebutuhan akan stok Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah untuk program mandatori biodiesel tidak perlu dikhawatirkan. Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, stok CPO aman untuk kebutuhan pengembangan biodiesel ke depan.

"Kalau ditanya bahwa itu cukup atau tidak, B35 sampai B40, itu kan kita habiskan kurang lebih sekitar 14 juta kiloliter. Nah, sementara ekspor kita kan masih banyak. Nah, kalau ditanya kapasitasnya CPO kita cukup atau tidak, cukup. Pasti cukup," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (21/10/2024). 

Pertamina sudah mendistribusikan B30, yaitu campuran 30 persen biodiesel berbasis nabati (minyak sawit) dengan 70 persen solar fosil. Penggunaan biodiesel ini diklaim secara signifikan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 20-30 persen dibandingkan solar konvensional.

Sejalan dengan itu, peluang industri biofuel sangat besar lantaran Indonesia mensuplai 21 persen minyak nabati dan minyak sawit dunia. Vice Chairman Research & Technology Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Jummy BM Sinaga menyebut, kapasitas terpasang biodiesel di Indonesia mencapai 20 juta kiloliter. 

Dengan kata lain, masih ada ruang untuk meningkatkan campuran hingga 40 persen atau B40. Saat ini penggunaan biodiesel telah berhasil diimplementasikan di sektor otomotif dan sedang berlangsung uji coba untuk non otomotif seperti sektor kereta api, alat berat di sektor pertambangan, pembangkit listrik, dan alat mesin pertanian.

Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Advertisement
Advertisement