Dengan struktur investasi kolektif, REIT membuka peluang masuknya dana besar ke sektor riil tanpa harus mengandalkan pembiayaan pemerintah semata.
Pakar real estat dari Universitas Cornell, Abdullah Syarifuddin menjelaskan tentang pentingnya pengembangan Real Estate Investment Trusts (REITs) sebagai salah satu terobosan finansial untuk Indonesia.
Sebagai salah satu pemerhati REIT di tanah air, di antara kebutuhan modal infrastruktur dengan minat investor domestik maupun asing REIT bukan sekadar instrumen finansial, melainkan strategi untuk memperkuat fondasi pembangunan jangka panjang melalui keterlibatan pasar modal.
Pandangan ini diperkuat oleh Ishak Chandra, salah satu praktisi di industri properti Indonesia. Sebagai praktisi, Ishak melihat REIT sebagai peluang untuk mengalirkan dana segar ke sektor properti sekaligus meningkatkan likuiditas aset yang sebelumnya tidak produktif. Dengan pengalaman panjang mengelola proyek besar, Ishak menekankan bahwa keberhasilan REIT akan menciptakan multiplier effect yang signifikan bagi sektor konstruksi, jasa logistik, hingga penciptaan lapangan kerja baru.
Indonesia memang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur. Keterhubungan logistik antarwilayah belum optimal, biaya distribusi barang relatif tinggi, dan kapasitas transportasi publik serta energi terbarukan masih memerlukan tambahan investasi besar. Dalam situasi ini, REIT dapat berfungsi sebagai alternatif sumber pembiayaan di luar APBN, mengingat ruang fiskal pemerintah terbatas.